Oleh : Siget Hariyanto (A41170884)
Golongan B TPB 2017
A. PENDAHULUAN
Bangsa Indonesia merupakan bangsa multikultural dengan keragaman suku bangsa, agama, bahasa dan lain-lain. Kondisi
bangsa Indonesia yang multikultural menjadikan
semboyan Bhinneka Tunggal Ika sebagai lambang pemersatu bangsa. Keadaan
tersebut menjadikan sebuah identitas atau jati diri bangsa Indonesia yang harus
diwujudkan demi tercapainya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Dwi Winarno menyatakan bahwa bangsa Indonesia relatif berhasil membentuk identitas
nasional. Beberapa bentuk identitas
bangsa Indonesia seperti : Bahasa
Nasional atau persatuan yaitu bahasa Indonesia, dasar filsafat Negara yaitu pancasila, Lagu
kebangsaan Indonesia Raya, Lambang
Negara Garuda Pancasila, Semboyan
negara Bhinneka Tunggal Ika, Bendera
Negara Sang Merah Putih, Konstitusi
Negara yaitu UUD 1945, Bentuk
Negara kesatuan Republik Indonesia, Konsep
Wawasan Nusantara dan Kebudayaan
daerah yang diterima sebagai kebudayaan nasional. Dari 10 identitas bangsa
Indonesia tersebut, terdapat satu identitas
yang perlu dijadikan pemikira bersama sebagai upaya membangun dan menyatukan
masyarakat majemuk yang ada di Indonesia yaitu kebinneka tunggal Ika an, karena
dalam dunia modern sebagai tantangan terkuat bagi seluruh lapisan masyarakat
yang diatkutkan dapat menciptakan sebuah perpecahan (disintegrasi), seperti
pengaruh perkembangan globalisasi yang kian lama kian menjajaki hampir seluruh
komponen bangsa. Mulai dari ekonomi, politik, industry, teknologi, tingkah laku
dan bahkan social busaya yang menjadi ciri khas negara kepulauan ini.
UUD 1945 Republik
Indonesia telah menyatakan dengan tegas tentang
realitas multikultural Bangsa Indonesia. Kenyataan tersebut dilukiskan di dalam
lambang negara “Bhinneka Tunggal Ika.” Kebhinnekaan masyarakat dan bangsa
Indonesia diakui bahkan dijadikan sebagai dasar perjuangan nasional permulaan
abad ke-20. Untuk itu integrasi nasional bangsa
Indonesia pun harus diwujudkan di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk ini, karena
masyarakat majemuk menjadi salah satu potensi sumber konflik yang mampu menyebabkan disintegrasi bangsa. Untuk menghindari hal tersebut serta mengupayakan agar identitas
bangsa Indonesia di mata dunia terkenal dengan bangsa yang majemuk dan terintegritas dalam keanekaragamannya (suku,
bahasa, agama, dll, yang berbeda-beda), maka semboyan
Bhinneka Tunggal Ika harus diwujudkan dan gunakan
sebagai tiang penyangga untuk mengkokohkan suatu bangsa. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut, dukungan dari komponen pelaku
pemerintahan maupun seluruh lapisan masyarakat amat diperlukan. Namun, yang
perlu dipertanyakan adalah bagaimana bangsa Indonesia dengan multikultralnya
mampu membentuk integrasi nasional melalui semboyan Bhinneka Tunggal Ika ?
B.
PEMBAHASAN
Sebelum
membahas lebih lanjut mengenai bagaimana upaya membangun kebhineka tunggal ika an ditengah masyarakat majemuk guna mewujudkan
integrasi nasional, penting bagi kita untuk mengetahui terlebih dahulu
mengenai arti dari Bhinneka Tunggal Ika. Sebagai suatu historical being, Bhinneka Tunggal Ika yang secara harfiah
diartikan sebagai bercerai berai tetapi satu, melewati rentan yang panjang
dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika merupakan moto
atau semboyan bangsa Indonesia yang tertulis pada lambing negara Garuda
Pancasila. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan
bangsa dan negara Indonesia yang terdiri atas beragam ras, suku bangsa, agama
dan budaya, dan digunakan untuk membentuk karakter dan jati diri bangsa ini tak
lepas dari campur tangan para pendiri bangsa yang mengerti benar bahwa
Indonesia yang plularistik memiliki kebutuhan akan unsure pengikat dan jati
diri bersama. Dalam paradigma yang berbeda, maka Bhinneka Tunggal Ika akan
terlihat berbeda, terutama bila dilihat dari bagian mana semboyana tersebut
ditekankan penerjemahannya dalam kehidupan bernegara.
Dalam perkembangannya, Bhinneka Tunggal Ika mampu menjaga persatan dan
kesatuan dalam kurun waktu yang tidak singkat hingga pada saat awal
kemerdekaan. Namun, setelah orde baru berkuasa, mulai muncul beberapa konflik
dan permasalahan seperti : multikululturalisme dan anggapan etnosentrisme,
kecemburuan social, dan sifat anarkisme menjadi polemic perpecahan antar
masyarakat di Indonesia yang membuat bhineka tunggal ika memiliki kecenderungan
yang rendah. Untuk itu, bangsa Indonesia perlu menjaga semangat Bhinneka
Tunggal Ika dalam menyikapi perbedaan sebagai bentuk mempertahankan
multikulturalisme dalam mempertahankan kedaulatan bangsa.
Pesatnya perkembangan
teknologi dan kemajuan ilmu pengetahuan menjadi tombak runcing bagi bangsa
multicultural atau bangsa dengan masyarakat majemuk seperti Indonesia. Hal
tersebut telah dibuktikan dengan banyaknya ancaman-ancaman yang seakan-akan
tanpa disadari telah melebur dengan pola kehidupan masyarakat hingga
memunculkan konflik multicultural. Hal tersebut didukung dengan melemah dan
hilangnya semangat dalam menanamkan dan mengaktualisasikan nilai serta prinsip
Bhinneka Tunggal Ika di dalam jiwa setiap masyarakat. Oleh karena itu perlu
adanya upaya untuk mengembalikan keeksisan Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi
tanggung jawab bersama, baik pemerintah, pribadi, organisasi masyarakat, tokoh
agama, dan tokoh adat yang mampu menjadikan semboyan tersebut sebagai lokus
pendidikan dalam menyikapi keberagaman. Mari kita renungkan bersama, bagaimana
jadinya apabila tidak ada semboyan yang menjadi pemersatu bangsa dengan
kemajemukan budaya seperti Indonesia untuk melewati berbagai fase perkembangan
dunia, kemungkinan tidak akan adanya toleransi maupun persatuan antar budaya
dan dapat membuat perpecahan atau disintegrasi bangsa.
Menilik kembali data Pusat
Informasi Kompas yang menggambarkan bahwa multicultural sebagai isu-isu konflik
dan perpecahan berkembang dan tidak sesuai dengan nilai Bhinneka Tunggal Ika
itu sendiri. Sudah seharusnya menjadi pertanyaan bersama, mengapa nilai-nilai
Bhinneka tunggal Ika yang sangat berharga dan istimewa mulai ditiggalkan dalam
artian luntur dalam pemikiran dan gaya hidup masyarakat Indonesia, diantaranya
:
a.
Media massa mempunyai peran
penting dalam membangun presepsi masyarakat luas. Media masa harus mampu
menyajikan empat pilar kebangsaan yang salah satunya Bhinneka Tunggal Ika
dengan baik dan continuou. Namun kenyataannya media masa hanya digunakan
sebagai hiburan semata.
b.
Sosiali yang kurang tepat,
melalui MPR pemerintah mensosialisasikan Bhinneka Tunggal Ika dengan jumlah
anggaran yang tidak sedikit. Tetapi kegiatan tersebut tidak berjalan dengan
efektif karena lokasinya bukan ditengah-tengah masyarakat dan di tempat terbuka
yang mudah dijangkau oleh masyarakat.
c.
Globalisasi dunia tanpa batas
di abad 21 ini sudah terslogan sendiri sencara instan. Gaya hidup asing dengan
mudah menjadi budaya sendiri. Sampai masyarakat Indonesia disibukkan dengan life style dunia yang bisa berubah
seketika dan membuat hilangnya budaya bahkan semboyan persatuan dan kesauan
bangsa yakni Bhinneka Tunggal Ika dari fikiran masyarakat.
d.
Radikalisme kini mulai
menunjukkan keeksisannya dan semakin menjadi-jadi dengan massa yang tidak
sedikit. Namun pemerintah terkesan membiarkan gerakan radikalisme padahal vital
mengancam pemahaman masyarakat tentang pilar kebangsaan.
Keempat penyebab lunturnya Bhinneka Tunggal
Ika menjadi hal yang krusial apabila
dibiarkan berlarut karena nilai-nilai terbaik semboyan bangsa tersebut sukar
untu di implementasikan yang berarti mengancam NKRI. Karena sudah jelas bahwa
Bhinneka Tunggal Ika lah yang menjadi landasan Indonesia sebagai bangsa
Multikultural. Bukan suatu agama yang akan mendekriminasi agama lain. Bukan
satu suku yang akhirnya mendekriminasi suku lain. Bukan juga satu budaya yang
menganggap budayanya paling benar untuk menjadi landasan berbangsa. Tapi
Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi landasan Multikultural. Landasan untuk
membangun bangsa, menjaga persatuan kesatuan dan mempetahankan kedaulatan
bangsa. Berikut ini merupakan beberapa nilai yang terkandung di dalam Bhinneka
Tunggal Ika yang sudah seharusnya kita implementasikan dlaam kehidupan
sehari-hari dalam menghadapi masyarakat majemuk dan multicultural, yaitu :
a.
Toleransi sebagai nilai
pertama Bhinneka Tunggal Ika berarti menghormati dan menghargai kebudayaan
daerah lain sehingga terciptanya kerukunan dan kedamaian. Jika Bhinneka Tunggal
Ika dipahai dan diyakini kebenarannya oleh setiap warga Negara sebagai landasan
kehidupan berbangsa dan bernegara, serta mau dan mampu untuk mengimplementasikan
secara tepat dan benar maka NKRI dengan kemultikulturalisenya akan tetap kokoh.
b.
Kedua nasionalisme. Di dalam
Bhinneka Tunggal Ika terdapat semangat persatuan dan kesatuan yang kuat. Inilah
yang akan menjadi tameng dalam setiap kisruh atau konflik yang mengakibatkan
keterancaman kedaulatan berbangsa dan bernegara.
c.
Sepenanggungan, Indonesia
sebagai negara multikulturan dengan cangkupan wilayah negara yang luas,
sehingga menjadi negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke-4 dunia, tentu
sangat membutuhkan satu sama lain dalam setiap aktivitasnya sehingga Indonesia
dikenalkan sebagai bangsa Gotong Royong
d.
Terakhir, Bhinneka Tunggal Ika
sebagai landasan multicultural tentu memiliki nilai multikulturalisme yang
memandang segala keberagaman menjadi sebuah keniscayaan, segala kebergaman
menjadi sebuah penerimaan yang yang berujung pada politics of recognition.
Keempat nilai diatas sangat berharga demi
kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara, menjadi kedaulatan negara,
perdamaian dan masyarakat itu sendiri. Dengan Bhinneka Tunggal Ika
multicultural menjadi suatu antiklimaks dari keberagaman yang identik dengan
perpecahan seperti di negara-negara lain. Tapi di Indonesia yang panut
diteladani bangsa di Dunia.
Perjuangan kita memang lebih berat karena
menghadapi dan mempertahankan bangsa sendiri. Meskipun seperti itu, sejarah
telah membuktikan tidak ada yang tidak mungkin di negeri yang dikenal sebagai
bangsa gotong royong yang rela malawan bangsa penjajah dengan semboyannya, rela
mempertahankan kemerdekaan dengan semboyannya, rela menerima perbedaan,
keberagaman agama, suku, budaya, ras dan bahasanya dengan semboyannya. Tidak
ada yang lebih penting bagi bangsa Indonesia asalkan bisa bersatu di bawah landasannya,
Bhinneka Tunggal Ika.
Maka berbanggalah menjadi bangsa Indonesia yang
hidup damai menyampaikan perbedaan dan hidup damai dalam keanekaragaman. Lebih
dari itu banggalah memiliki semboyan Bhinneka Tunggal ika. Sebagai landasan
multicultural. Dengan ini bangsa kita dapat bertahan selamanya dan dengan ini
jua lah bangsa kita dikenal dunia.
C.
KESIMPULAN
Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika tersebut
diharapkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang berhasil mewujudkan integrasi
nasional di tengah masyarakatnya yang majemuk. Dengan semboyan Bhinneka Tunggal
Ika tersebut juga diharapkan sebagai landasan atau dasar perjuangan untuk
mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia agar dikenal di mata dunia
sebagai bangsa yang multikulturalisme.
D.
REFERENSI
Nurwadhani P., dkk. 2016. Pendidikan
Kewarganegaraan untuk kuliah umum.
Jakarta: direktorat jendral Kemahasiswaaan dan pembelajaran
Menjaga semangat Bhinneka
Tunggal Ika. Diakses pada Agustus 2015 (http://melayurindu.blogspot.co.id)
Komentar
Posting Komentar