
PENDIDIDKAN TINGGI
POLITEKNIK
NEGERI JEMBER

PENGENALAN INFRASTRUKTUR DAN PRASARANA SARANA
PERTANIAN
(PUPUK DAN PESTISIDA)
Mata Kuliah :
Dasar-Dasar Agronomi
Dosen :
Dwi Rahmawati, SP, MP
Teknisi : 1. Nisa Budi A., S.ST
2. Prayitno, SP
Gol/kel : B/01
Nama anggota :
1. Nur
laila sari A41170943
2. Stefani
Aprillia wijaya A41170677
3. Moh.
Fariz avin A41171353
4. Bayu
nugroho seto A41171044
5. Imam
fahrudin A41171451
KEMENTRIAN
RISET DAN TEKNOLOGI PENRGURUAN TINGGI
POLITEKNIK
NEGERI JEMBER
TEKNIK
PRODUKSI BENIH
2018
BAB
1 PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pertanian merupakan salah satu mata pencaharian mayoritas penduduk di
Indonesia dan terus mengalami perkembangan di dalamnya. seluruh kegiatan yang
berkaitan dengan budidaya tanaman termasuk penyiapan sarana produksi (saprodi),
pengolahan lahan, pengendalian hama penyakit, pengairan hingga pemanenan
menjadi prioritas para petani untuk meningkatkan produktivitas hasil.
Karena dampak dari pemanasan global mengakibatkan perubahan suhu dan
iklim yang sulit di tebak, ini menjadi salah satu kendala bagi para petani
untuk menentukan jenis tanaman yang sesuai dan meningkatnya biaya produksi.
Mengapa demikian? Hal tersebut dikarenakan ketidak seimbangan cuaca menimbulkan
perkembangan patogen semakin meluas dan berakibat pada menurunnya hasil
produktivitas tanaman budidaya.
Oleh
karena itu, perlu dilakukan pengenalan beberapa macam pupuk dan pestisida yang
sering digunakan dalam bididaya tanaman.
1.2
Tujuan
tujuan dilakukannya
praktikum pengenalan prasarana pertanian adalah sebagai berikut :
1.
Untuk
memberikan informasi terkait jenis pupuk dan prosentase bahan kandungan.
2.
Untuk
memberikan informasi mengenai macam-macam pestisida beserta bahan aktif di
dalamnya.
3.
Untuk
memberikan informasi kepada petani mengenai cara pengaplikasian berbagai macam
pupuk dan pestisida yang beredar di Indonesia.
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Infrastruktur Pertanian
Infrastruktur pertanian merupakan suatu
bangunan fisik (struktur) pendukung pengembangan pertanian. Sarana pendukung
tersebut berupa bangunan penyedia air irigasi, saluran irigasi dan drainase
serta jalan jembatan untuk pengangkutan hasil dan saprodi pertanian. Pertanian
juga didukung dengan sarana yang baik.
2.1
Pengertian Sarana Pertanian
Sarana dan prasarana pertanian adalah
semua yang dapat menunjang / mendukung kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan
tertentu. Sarana dan prasarana dalam bidang pertanian adalah segala sesuatu
yang dapat mendukung kegiatan budidaya tanaman mulai dari hulu on-farm sampai
dengan kegiatan panen dan pasca panen.
Sarana produksi merupakan bahan yang
sangat menentukan dalam budidaya tanaman pada suatu wilayah tertentu. Sarana
yang ada hubungannya langsung dengan pertumbuhan tanaman di lapang adalah benih
atau bibit, pupuk, bahan kimia, pengendali musuh tanaman atau perangsang tumbuh
dan alat alat pertanian. Sarana produksi dalam usaha tani sangat diperlukan. Bukan
hanya dalam hal untuk proses pembudidayaan, tetapi juga dalam hal yang lain.
1. PUPUK
Pupuk adalah bahan yang mengandung
unsure hara yang diperlukan oleh tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Sedangkan yang dimaksud dengan pemupukan adalah pemberian pupuk kepada
tanaman melalui tanah, atau bagian tanaman tertentu, untuk menambah unsure hara
yang diperlukan tanaman.
Tanaman harus diberi pupuk karena
ketersediaan hara dalam tanah rendah, hara dapat hilang karena erosi, leaching
dan saat panen, dan untuk meningkatkan produksi biasanya dalam pemberian pupuk
memiliki cara tersendiri yaitu dengan cara : disebar/ ditabur di atas perbukaan
tanah secara rata, ditempatkan dalam lobang secara larikan atau tugal, dan di
semprotkan melalui daun atau lewat tanah.
2. PESTISIDA
Pestisida adalah zat kimia yang
beracun untuk pengendalian musuh-musuh tanaman. Berdasarkan penggunaannya
pestisida dapat di bagi menjadi beberapa jenis, yaitu insectisida, herbisida,
moluskidisa, akarisida, rodentisida, fungisida, bakterisida dan nematisida.
Pestisida juga mempunyai beberapa bentuk formulasi pestisida yaitu berupa
cairan semprot, tepung hembus, butiran, pasta, uap, kabut dan gas. Pestisida
juga mempunyai beberapa bentuk formulasi yaitu EC (Emulsifiable Consentrate), WP
(Wettable Powde), SP (Soluble Powder), WSC (Water Soluble Concentrate), dan ULV
(ultra low volume).
3. Zat
Pengatur Tumbuh (ZPT)
Zat pengatur tumbuh adalah senyawa
kimia yang bisa digunakan untuk mengatur pertumbuhan tanaman, misalnya untuk
merangsang pembungan dan pembuahan, merangsang pertumbuhan vegetative,
mematikan cabang yang tidak dikehendaki dan lain sebagainya.
ZPT merupakan kelompok hormone,
baik hormone tumbuhan yang alamiah maupun sintesis dan bahan kimia yang bukan
hara tanaman yang tidak dijumpai pada tanaman, tetapi bila diberikan kepada
tanaman akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembanganya. Penggunaan bahan ini
akan berpengaruh pada konsentrasi dan pada fase tumbuh yang tentu dari suatu
tanaman. Zat pengatur tumbuh yang biasa digunakan adalah asam giberelat, asam
indol asetat dan indolbutirat.
BAB
III METODOLOGI
1.1
Waktu
dan Tempat
Praktikum menganalisis pupuk dan
pestisida pertanian dilaksanakan pada hari Rabu 8 Maret 2018 bertempat di
laboratorium TPB lantai 1, dimulai pukul 07.00-09.00 WIB.
1.2
Alat
dan Bahan
a. Alat
Alat yang digunakan dalam analisis pupuk dan
pestisida pertanian adalah :
1. Kertas
/lembar kerja
2. Alat
tulis
3. Kertas
pengukur pH
4. Toples
kecil
5. Kamera
Hp
b. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum tersebut adalah
:
1. Beberapa
pupuk pertanian (14 jenis)
2. Pestisida
pertanian (20 macam merek dagang dengan beberapa macam golongan)
3. Air
1.3
Langkah
Kerja
Langkah
kerja praktiku analisa pupuk dan pestisida pertanian adalah sebagai berikut :
1. Teknisi
praktikum telah menyiapkan beberapa pupuk dan pestisida pertanian di atas meja
praktik di laboratorium.
2. Praktikan
menyiapkan kertas/buku dan alat tulis
3. Praktikan
melakukan pengamatan pada masing-masing pupuk dan pestisida yang telah
disediakan
4. Praktikan
diharuskan pula mengamati nilai pH pada pupuk pertanian
5. Hasil
yang telah diperoleh di tuliskan pada lembar kerja dan dilaporka
BAB
IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Pengamatan
A.
Golongan
Pestisida
No.
|
Golongan
dan merek dagang
|
Bahan
Aktiv dan kandungan
|
Bentuk
dan warna dan pH
|
Keterangan
|
Gambar
|
|||
1.
|
Herbisida (Roundup
280 SL)
|
Isopropilamina glifosat 486 %
(bersifat sistemik)
|
Kuning, cairan seperti minyak
|
Mengendalikan gulma tanaman perkebunan.
|
![]() |
|||
2.
|
Herbisida (Gramaxone
276 SL)
|
parakuat diklorida 276 %
(bersifat kontak)
|
Hujau tua, cairan seperti Minyak
|
Mengendalikan gulma berdaun lebar
|
![]() ![]() |
|||
3.
|
Herbisida (Goal
TM 240 EC)
|
Oksifluorfen 240 %
(sistemik dan kontak)
|
Coklat tua, cair
|
Herbisida pratumbuh, untuk gulma bawang merah,
kapas, kedelai
|
||||
4.
|
Herbisida (Ally
Plus 77 WP)
|
Metil Metsifuron 0,7 %
Etil krorimulon 0,7 %
2,4 D garam nutrium 75 %
|
Putih, serbuk
|
Herbisida pratumbuh dan purna tumbuh.
mengendalikan gulma padi sawah TOT
|
||||
5.
|
Fungisida dan ZPT
(Fujiwan 400 EC)
|
Isoprothiolane 400 %
|
Kuning, cair
|
Untuk mengatanasi jamur tanaman padi, bawang merah
dan kedelai
|
![]() |
|||
6.
|
Fungisida (Dhitane
M-45 80 WP)
|
Mankozeb 80 %
|
Kuning keabu abuan, serbuk
|
Mengendalikan penyakit tanaman bawang merah,
cabai, tomat, kacang panjang
|
![]() |
|||
7.
|
Fungisida (Champion
77 WP)
|
Tembaga hidroksida 77 %
|
Biru, serbuk
|
Untuk mrngrndalikan antraknose cabai
|
![]() |
|||
8.
|
Fungisida dan Bakterisida(Nordex 56 WP)
|
Tembaga oksida 56 %
|
Coklat tua, serbuk
|
Untuk busuk buah tanaman kakao,karat daun tanaman
kopo, kresek padi sawah dan bulai pada jagung
|
![]() |
|||
9.
|
Fungisida (Acrobat
50 WP)
|
Dimetomorf 50 %
|
Putih, serbuk, 6
|
Mengendalikan penyakit pada tanaman cabai, jagung,
semangka, kentang
|
![]() |
|||
10.
|
Insectisida dan ZPT (regent 50 SC)
|
Friponil 50 % (kontak langsng lambung)
|
Putih, cair
|
Insec kontak lambung untuk mengendalikan hama
kubis, cabai, kentang dll.
|
![]() |
|||
11.
|
Insectisida dan akarisida (Marshal 200 EC)
|
Karbosulfan 200 %
|
Coklat, cair
|
Racun kontak lambung untuk melindungi secara
menyeluruh pada bagian tanaman
|
![]() |
|||
12.
|
Insectisida dan nematisida (Fuadan 3 GR)
|
Karbosulfan 3 %
|
Ungu, granul
|
Mengendalikan hama tanaman padi, jagung.
|
![]() |
|||
13.
|
Insectisida (Marshal
25 DS)
|
Karbosulfan 25,53 % (untuk perlakuan benih sebelum
ditanam)
|
Ungu, serbuk yang lebih halus dari PW
|
Untuk lalat bibit
|
![]() |
|||
14.
|
Insectisida dan akarisida (Torso 150 EC)
|
Piridaben 150 %
|
Coklat tua, cair
|
![]() |
||||
15.
|
Insectisida dan Rodentisida (radoc 500 EC)
|
Residural action 500 %
|
Coklat, cair
|
Mngusir tikus, burung dan serangga
|
![]() |
|||
16.
|
Bakterisida (Agrept
20 WP)
|
Streptomisin 20 % (disuspensi untuk layu bakteri)
|
Putih, serbuk
|
Untuk layu bakteri pada kedelai, kakao, cabai,
kentang, tomat
|
![]() |
|||
17.
|
Moluskisida (Bentan
60 WP)
|
Fentil Asetat 60 %
|
Cream, serbuk
|
Mengendalikan siput pada budidaya udang dan ikan
bandeng
|
![]() |
|||
18.
|
Moluskisida
(Kensida 500 SC)
|
Niklosamida 500 %
|
Kuning pekat, cair
|
Mengendalikan siput murbei dan keong emas
|
![]() |
|||
19.
|
Rodentisida (Racumin
0,j75 TP)
|
Kumatetralil 0,75 %
|
Biru muda, serbuk, 6
|
Mengendalikan tikus sawah dan tikus pohon
|
![]() |
|||
20.
|
Rodentisida (Petrokum
0,005 BB)
|
Brodifakum 0,005 % (anti koagulan, berupa umpan)
|
Biru tua, padatan
|
Berupa umpan siap pakai untuk mengusir tikus sawah
dan tikus belukar
|
![]() |
A.
GOLONGAN
PUPUK
No.
|
Jenis
dan merek dagang
|
Presentase
dan kandungan
|
Bentuk
dan warna dan pH
|
Gambar
|
1.
|
Majemuk(bayfolan)
|
N:11% P:8%
K:6%
|
Cair,hijau jernu,
|
![]() |
2.
|
Majemuk (ZA)
|
N:21%,S:24%
|
Kristal,merah bata,5
|
![]() |
3.
|
Tunggal (Urea non sub)
|
N:46%
|
Kristal,putih,6
|
![]() |
4.
|
Majemuk (NPK Mahkota)
|
N:16% P:16%
|
Granule, coklat muda,5
|
![]() |
5.
|
Tunggal (KCL)
|
K20
|
Kristal, merah bata,6
|
![]() |
6.
|
Majemuk (SP36)
|
P2O5:36% S:5%
|
Granule, abu-abu,3
|
![]() |
7.
|
Majemuk (NPK Phonska)
|
N:15% P:15% K;15%
|
Granule, merah bata
|
![]() |
8.
|
Majemuk (KNO3 Merah)
|
N:15% Na:18% K20:14% B:0,05%
|
Granule, Merah muda
|
![]() |
9.
|
Majemuk (KNO3 Putih)
|
N:13% K2O:45%
|
Granule, Putih,8
|
![]() |
10.
|
Majemuk
(Gandasil B)
|
N:6% P:20% K:30% Mg:1%
|
Krystal, Merah Muda,6
|
![]() |
11.
|
Majemuk (Gandasil D)
|
N:20% P:15% K:15% Mg:1%
|
Krystal, Hijau, 7
|
![]() |
12.
|
Majemuk (Growmore)
|
N:32% P:10% K:10%
|
Krystal, Hijau
|
![]() |
13.
|
Majemuk (Atonik)
|
Natrium para-nitrafenul:3,0 g/l
Natrium orto-nitrofenul:2,0 g/l
Natrium 5-nitrogualkul:1,0 g/l
Natrium 2-4 dinitrofenol: 05 g/l
|
Cair, Coklat
|
![]() |
14.
|
Majemuk (Growmore)
|
N:6% P:30% K:30%
|
Krystal, Biru muda
|
![]() |
4.2 Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan dapat diketahui bahwa dalam peredaran pupuk di Indonesia terdapat dua
jenis yaitu pupuk majemuk dan pupuk tunggal. Pupuk majemuk adalah pupuk yang di
dalamnya mengandung lebih dari satu unsure hara, contohnya : ZA, NPK Phonska,
SP-36. Sedangkan pupuk tunggal adalah
pupuk yang di dalamnya mengandung hanya satu unsure hara, contohnya : Urea,
Kcl. Sedangkan hasil analisis pestisida di ketahui bahwa terdapat beberapa
bentuk formulasi dari pestisida dengan kandungan Bahan aktif dan fungsi yang
berbeda beda. Besar harapan bahwa hal ini dapat menambah wawasan praktikan
mengenai pupuk dan pestisida dalam pertanian, sehingga akan membantu dalam
penganganan budi daya tanaman.
Dalam budidaya pertanian penambahan
pemupupukan memengang peranan yang sangat penting dalam penyedia unsure hara
untuk pertumbuhan tanaman. Pemilihan pupuk yang sesuai dengan kebutuhan tanaman
harus diperhatikan. Dalam upaya pengendalian hama dan penyakit pemilihan
pestisida dengan jenis, kandungan bahan aktif dan penggunannya sangat penting
untuk diperhatikan. Dalam penggunaan pupuk harus sesuai 5T, yang salah satunya
adalah tepat dosis, yaitu penggunaan pupuk kimia harus yang sesuai
direkomendasikan dan tidak melebihi dosis, oleh karena itu salah satu manfaat
menganalisis karakteristik dan kandungan pupuk adalah guna mengetahui dosisnya.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 Kesimpulan
Tanaman merupakan makhluk hidup yang senantiasa
berkembang. Proses perkembangan tanaman perlu didukung adanya pasokan unsure
hara yang sesuai. Oleh karena itu proses pemupukan tanaman budidaya perlu
diperhatikan, seperti halnya penggunaan pupuk dan pestisida yang sesuai, penggunaan
dosis sesuai yang direkomendasikan dan pengaplikasiannya harus disesuaikan pula
dengan sifat dari masing-masing pupuk dan pestisida. Pupuk dibagi menjadi pupuk
majemuk dan tunggal, sedangkan pestisida dibagi mendi beberapa golonga
diantaranya : insectisida, fungisida, moluskisida, bakterisida, akarisida,
nematisida, rodentisida, dan avistisida.
1.2 Saran
Sebaiknya
dalam praktikum analisis pupuk dan pestisida pertanian, setiap kelompok dibagi
tugas. Sehingga semua informasi dari sarana pertanian tersebut dapat diperoleh
dengan lengkap dan jelas.
DAFTAR
PUSTAKA
Tim
dosen. 2018.Buku Kerja Praktikum Mahasiswa. TPB semester 2. Politeknik Negeri
Jember
Komentar
Posting Komentar