LAPORAN
PRAKTIKUM SOSIOLOGI PEDESAAN KUNJUNGAN LAPANG
DI DESA WISATA ORGANIK LOMBOK KULON Kab.
BONDOWOSO
PROGAM
STUDI TEKNIK PRODUKSI BENIH
SEMESTER
1
Ditujukan untuk memenuhi tugas
praktikum kunjungan lapang sosiologi pedesaan
Oleh :
Nur
Laila Sari A41170943
JURUSAN
PRODUKSI PERTANIAN
PROGAM
STUDI TEKNIK PRODUKSI BENIH
POLITEKNIK
NEGERI JEMBER
TAHUN
2017
BAB
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Perubahan paradigma pembangunan
pertanian di Indonesia telah membawa dampak signifikan dalam perubahan
pendekatan terhadap manusia pelaku dalam hal ini adalah petani ataupun
masyarakat desa. Pencaaian tujuan pembangunan sebagai harapan kolektif
masyarakat, membutuhkan kerjasama produktif antar individu dalam menggerakkan
aktivitas social, ekkonomi khusunya di pedesaan yang lahi dan berkembang
melalui proses prakasa yang ada di lingkungan masrakat sendiri. Upaya kolektif
tersebut dilakukan agar lebih efisien dan efektif dalam melakukan perubahan kea
rah yang lebih baik.
Dalam konteks ini untuk melakukan
perubahan di lingkungan pedesaan dibutuhkan organisasi local yang lahir dan
berkembang di pedesaan itu sendiri. Organisasi local tersebut diharakan mampu
membangun pemahaman betapa pentingnya suatu pembangunan dalam upaya mengatasi
berbagai permasalahan, khusunya masalah kemiskinan yang dihadapi oleh
masyarakat di desa.
Kebutuhan untuk bekerjasama antar
individu dalam kehidupan social mutlak diperlukan. Kerjasama akan dibangun
melalui proses komunikasi dan keterlibatan dalam kegiatan bersama. Budaya
komunikasi yang terdapat dalam masyarakat pedesaan, secara umum dapat membantu
dalam memudahkan pengambilan keputusan, tetapi juga dapat memberikan kesuliotas
dalam pengambilan keputusan secara tepat. Bukti fisik perubahan kea rah yang
lebih baik akan menjadi lebih efektif dalam mengarahkan masyarakat pedesaan ke
arah yang lebih maju. Agar mampu mewujudkan hal tersebut, mahasiswa diharuska
untuk terjun ke lapang guna mengidentifikasi dan mengobservasi segala hal yang
memiliki sangkut paut dengan masyarakta pedesaan.
1.2
Tujuan
Tujuan
dilakukannya kunjungan praktik lapang di desa Lombok Kulon kabupaten Bondowoso
adalah sebagai berikut :
1. Untuk
mengidentifikasi unsure kebudayaa, kebiasaan dan berbagai masalah yang sering
muncul di pedesaan.
2. Mampu
mengidentifikasi faktor faktor yang memperngaruhi munculnya kreativitas
pedesaan dna mampu menguraikan implementasi ide menjadi kegiatan bersama.
BAB
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Desa
Wisata
Desa wisata adalah suatu
bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang
disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata
cara dan tradisi yang berlaku. ( Nuryanti, Wiendu. 1993)
Desa
Wisata adalah komunitas atau masyarakat yang terdiri dari para penduduk
suatu wilayah terbatas yang bisa saling berinteraksi secara langsung dibawah
sebuah pengelolaan dan memiliki kepedulian serta kesadaran untuk berperan
bersama sesuai ketrampilan dan kemampuan masing-masing memberdayakan potensi
secara kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kepariwisataan serta terwujudnya
Sapta Pesona sehingga tercapai peningkatan pembangunan daerah melalui
kepariwisataan dan memanfaatkannya bagi kesejahteraan masyarakat di wilayah
itu.
Desa
Wisata merupakan kelompok swadaya dan swakarsa masyarakat yang dalam aktivitas
sosialnya berupaya untuk meningkatkan pemahaman kepariwisataan, mewadahi peran
dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan kepariwisataan di wilayahnya,
meningkatkan nilai kepariwisataan serta memberdayakannya bagi kesejahteraan
masyarakat, keikut sertaan dalam mensukseskan pembangunan kepariwisataan.
2.2 Sejarah
Desa Wisata Organik Lombok Kulon
bondowoso
Desa Wisata Organik Lombok Kulon pertama kali
di rintis oleh Bapak Baidhowi
sejak tahun 2010. Beliau lahir di Bondowoso pada tanggal 27 Maret. Desa Wisata
Lombok Kulon ini terletak di Dusun Krajan Desa Lombok Kulon Kecamatan Wonosari
Bondowoso. Adapun beberapa rekam jejak Bapak Baidhowi, yaitu :
1.
Tahun 2007 mewakili Jawa Timur melakukan Studi Banding di
Thailand
2.
Tahun 2008 Studi Banding PT Multifarm Lembah Hijau
sebagai Fasilitator
3.
Tahun 2012 peresmian Desa Wisata Lombok Kulon
4.
Tahun 2014 menjadi juara 1 Festival Makanan Khas dan
lain-lain
Pada tahun 2013 Desa Wisata Organik Lombok
Kulon telah di resmikan karena untuk mendapatkan sertifikat organik membutuhkan
waktu selama 3 tahun. Mulanya untuk mendapatkan sertifikat organik, kelompok
tani “Tani Mandiri 1” mengusulkan kepada pihak sertifikasi dan pengajuan
sertifikasi organik nasional pun di terima pada tahun 2013 dan di ikuti oleh
kelompok tani lainnya yang ada di Desa Lombok Kulon hingga saat ini terapat 5
kelompok tani dengan jumlah 375 petani yang telah mendapatkan sertifikat
organik. terdapat 6 kelompok tani yaitu Tani Mandiri 1, Tani Mandiri 1A, Tani
Mandiri 1B, Tani Mandiri 2, karya tani dan keluarga tani yang menjadi satu
dalam gabungan kelompok tani “AL-Barokah”. Saat ini kelompok tani yang sudah
mendapat sertifikat internasional sudah mencapai 68 ha dari 3
kelompok Tani di Lombok Kulon yaitu Tani Mandiri 1B, Tani Mandiri 1 dan
Keluarga Tani.
Desa
wisata adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas
pendukung yang di sajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang
menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku. Pengembangan desa wisata
meliputi upaya meningkatkan keberdayaan dan kemandirian masyarakat serta keswadayaan
kreatifitas masyarakat seperti kesadaran kritis, potensi sosial dan budaya
serta kearifan lokal setempat dalam mengurangi pendapatan wilayah melalui usaha
kepariwisataan. Desa wisata muncul karena desa tersebut memiliki potensi yang
menjual terhadap wisatawan lokal maupun mancanegara. Aneka ragam budaya dan
adat istiadat serta nuansa alam pedesaan merupakan daya tarik tersendiri dalam
kepariwisataan. Desa wisata mampu menumbuhkan nilai ekonomi kepada masyarakat
dan mampu menciptakan lapangan kerja di pedesaan.
2.3 Kondisi
Lingkungan Desa Wisata Organik Lombok Kulon
Lokasi
desa wisata organic ini memang terisoisir dan sudah di setting sedemikian hingga segala hasil produksi organic memang
benar benar organic, artinya lokasi lahan budidaya jauh dari polusi dan bahan
bahan kimia. Berikut ini merupakan fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh
desa wisata organic Lombok Kulon Bondowoso.
a. Klinik
Organik
Klinik Organik akan memberikan pelatihan, pembinaan dan
pemahaman kepada masyarakat, pengunjung dan pihak-pihak lainnya yang tertarik
untuk pengetahuan tentang pertanian perikanan organik secara menyeluruh mulai
proses awal hingga akhir Klinik Organik akan rutin megadakan Focus Group
Discussien (FGD) minimal 1 kali sebulan untuk membahas mengenai segala hal baik
permasalahan, proses, potensi, prospek dan juga dampak pertnian perikanan
Organik yang dapt diikuti oleh semua kalangan.
b. Rumah Organik
Rumah Organik berisi antara lain: Informasi
mengennai berbagai hal tentang organik mulai proses awal hingga akhir dalam
bentuk dokumentasi, film dan contoh nyata.
c. Wisata Tubing
Wahana wisata tubing merupakan wisata air yang mana para
wisatawan akan mengarungi arung jeram dengan bantuan ban besar yang di tumpangi
perorangan. Beberapa perlengkapan pengaman untuk wana wisata tubing ini yaitu
pelampung, helm, pengaman lutut dan siku-siku tangan.
d. Penginapan
Sarana akomodasi atau tempat menginap bagi wisatawan
yakni Rumah-rumah penduduk lokal yang layak dan telah siap melayani wisatawan/
pengunjung dengan fasilitas lokal asli yang memandai.
e. Transportasi
Fasilitas transportasi yang digunakan yaitu sepeda gunung
yang mana dapat digunakan untuk mengelilingi Desa Wisata Organik Lombok Kulon
serta menuju destinasi kegiatan yang akan dilakukan menggunakan trasportasi sepeda.
2.4 Aspek
pengembangan di desa wisata organic Lombok Kulon
Terdapat
beberapa aspek yang dikembangkan dan dilakukan pengubahan beberapa barang yang
dinilai kurang bermanfaat menjadi barang yang bernilai manfaat. Salah satu
contohnya adalah pengolahan pupuk organic dari limbah atau kotoran hewan
ternak. Pendekomposisian pupuk tersebut menggunakan microorganism yang merupakan temuan dari salah satu
dosen Universitas di Malang yang telah menjalin kerjasama dengan desa wisata
organic Lombok Kulon.
2.5 Faktor Pendukung Proses Perubahan pembangunan
masyarakat
Terjadinya suatu proses perubahan pada
masyarakat, diakibatkan adanya faktor yang mendorongnya, sehingga menyebabkan
timbulnya perubahan. Faktor pendorong tersebut menurut Soerjono Soekanto antara
lain:
1.
Kontak dengan kebudayaan lain
Salah
satu proses yang menyangkut hal ini adalah diffusion (difusi). Difusi adalah
proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari individu kepada individu lain.
Dengan proses tersebut manusia mampu untuk menghimpun penemuan-penemuan baru
yang telah dihasilkan. Dengan terjadinya difusi, suatu penemuan baru yang telah
diterima oleh masyarakat dapat diteruskan dan disebar luaskan kepada semua
masyarakat, hingga seluruh masyarakat dapat merasakan manfaatnya.
2.
Sistem
pendidikan formal yang maju
Pada
dasarnya pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi individu, untuk
memberikan wawasan serta menerima hal-hal baru, juga memberikan bagaimana
caranya dapat berfikir secara ilmiah. Pendidikan juga mengajarkan kepada
individu untuk dapat berfikir secara obyektif. Hal seperti ini akan dapat
membantu setiap manusia untuk menilai apakah kebudayaan masyarakatnya akan
dapat memenuh kebutuhan zaman atau tidak.
3.
Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan
untuk maju
Bila sikap itu telah dikenal secara luas oleh masyarakat, maka masyarakat akan dapat menjadi pendorong bagi terjadinya penemuan-penemuan baru.
Bila sikap itu telah dikenal secara luas oleh masyarakat, maka masyarakat akan dapat menjadi pendorong bagi terjadinya penemuan-penemuan baru.
4.
Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang
(deviation)
5.
Sistem terbuka pada lapisan masyarakat
6.
Adanya penduduk yang heterogen
7.
Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang
kehidupan tertentu
8.
Adanya orientasi ke masa depan
BAB
3. METODOLOGI PRAKTIK LAPANG
3.1 Waktu dan Tempat
Kegiatan praktikum lapang sosiologi
pedesaan dilaksanakan pada hari Sabtu, 18 November 2017 bertempat di Desa
Wisata Organik Desa Lombok Kulon Kec. Wonosari, Kabupaten Bondowoso Jawa Timur
3.2 Aspek penggalian data/pengamatan
Aspek penggalian data dari
kegiatan praktik lapang sosiologi pedesaan mengenaikebudayaa, pembangunan,
permasalahan di desa dan inovasi dan kreativitas desa adalah sebagai berikut :
1.
Lingkungan fisik sekitar domisili petani
2.
Pelaku pertanian di desa
3.
Kelembagaan (organisasi atau kelompok)
yang berperan untuk petani
4.
Tokoh penting di desa
5.
Pelaku agribisnis kreatif pedesaan
3.3 Langkah-langkah praktikum lapang
Berikut ini merupakan langkah langkah dalam kegiatan praktikum lapang
sosiologi pedesaan mahasiswa teknik produksi benih 2017, yaitu :
1.
Praktikum 1
a.
Setiap mahasiswa mengunjungi petani atau
kelompok tani atau kelompok pertanian dalam arti luas.
b.
Melakukan observai singkat lingkungan
fisik disekitar domisili petani tersebut.
c.
Melakukan wawancara dengan tahapan
sebagai berikut :
·
Menyampaikan salam
·
Menyampaikan tujuan atau maksud
kunjungan tersebut
·
Melakuakan identifikasi terhadap
karakteristik petani.
·
Mengobservasi kelembagaan yang dianggap
penting bagi petani dalam mengambil keputusan.
·
Mengobservasi tokoh penting aaau yang
dianggap memiliki kemampuan dan menadi tempat bertanya.
·
Menggali informasi terkait dengan
kebiasaan masyarakat, perubahan dan pembaharuan yang terjadi pada asyarakat.
·
mengidentifikasi permasalahan di sekitar
pembangunan desa.
·
Membuat catatan dan laporan
2.
Praktikum 2
a.
Pratikan mengunjungi sebuah desa wisata.
b.
Praktikan bekerja berdasarkan kelompok
c.
Melakukan wawancara terhadap pelaku
agribisnis kreatif pedesaan.
d.
Mengidentifikasi gambaran permasalahan
yang terjadi, meliputi :
·
Harapan kedepan dan apa yang telah
direalisasikan
·
Berdasarkan kedua kondisi tersebut,
setiap kelompok mewawancarai cara pandang pelaku dalam menyelesaikannya
meliputi :
a.
Upaya yang dilakukan
b.
Kelompok lain yang dianggap penting dan
haus dihubungi
c.
Bagaimana peran pemerintah desa dalam
memfasilitasi pemecahan tersebut
d.
Apa keuntungan yang telah dicapai dalam
pembangunan yang dilakukan
e.
Apa kerugian yang diperoleh dalam
pembangunan yang dilakukan
f.
Apa alternative pemecahan masalah yang
semestinya dapat disarankan menurut cara pandang pelaku usaha tani
e.
Membuat sebuah gambaran utuh mengenai
pengembangan kreativitas yang dilakukan di desa dan bagaimana mewujudkannya menjadi
sebuah aksi bersama.
BAB
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Indentifikasi Kondisi Sekitar Domisili Petani
Berdasarkan hasil observasi yang telah
dilakukan terhadap kondisi lingkungan sekitar domisi petani adalah bahwa
kebanyakan dari mereka memanglah pelaku utama kegiatan pertanian di desa Lombok
Kulon Kab. Bondowoso. Akan tetapi selain bermata pencaharian sebagai seorang
petani, mereka juga memiliki kegiatan sampingan yang bernilai bisnis, seperti
beternak ayam, sapi, kambing, pembuatan kerajinan dan kegiatan agribisnis
lainnya. Komoditas handalan dari desa ini adalah tanaman padi dengan sistem SRI
(System Rice Intensification) yang
identik dengan organic. Tidak jarang dari petani yang memilih untuk menyemaikan
sendiri benih yang dikehendaki sebelum pindah tanam.
Untuk menuju desa Lombok Kulon,
perlu ditempuh dengan jalan kaki beberapa kilo, karena desa ini sudah
menerapkan pertanian organic yang harus benar-benar steril dari sumber polusi.
Sehingga desa ini dapat dikatakan sebagai desa yang terisolisir. Hal tersebut
diperkuat pula dengan keadaan dari ekonomi penduduk yang mayoritas adalah
menengah kebawah, dan kebanyakan kondisi rumah penduduk tersebut terbuat dari
bamboo dan hanya sedikit yang terbuat dari batu bata.
Desa ini sangat berkesan dengan
penyuguhan pemandangan yang sangat menawan, karena ketika tiba di lokasi,
pengunjung akan langsung dimanjakan dengan pemandangan lingkungan persawahan
dengan udara segar yang mampu menyejukkan mata.
4.2 Identifikasi Responden
Responden yang diwawancarai merupakan
salah seorang warga asli desa Lombok Kulon Kab. Bondowoso yang
bermatapencaharian sebagai petani serta memiliki pekerjaan sampingan yakni
sebagai pembuat kerajinan boneka organic, kaligrafi berbahan kayu, sepeda dan
berbagai macam kerajinan lainnya yang tentu memiliki nilai jual tinggi. Berikut
ini merupakan profil dari responden :
a.
Nama : Bapak hauliabi
b.
Umur : 45 Tahun
c.
Jenis Kelamin :
Laki-Laki
d.
Suku : Jawa
e.
Bahasa sehari-hari :
Madura
f.
Tingkat pendidikan formal : SD - SMP
g.
Pendidikan non formal : -
h.
Jumlah keluarga tanggungan : 3
i.
Tingkat pendidikan : SMP
j.
Tingkat pendapatan : ± Rp 2.000.000 / bulan
Bapak Hauliabi (45 Tahun) merupakan salah seorang penduduk desa Lombok
Kulon serta merupakan seorang tokoh pelaku agribisnis kreatif yang mampu
membuat kemajuan pada Desa Wisata Organik Lombok Kulon Bondowoso ini. Beliau
pekerjaan utamanya adalah petani akan tetapi di samping itu, beliau terus
melatih dan mengembangkan kemampuan kreatifnya untuk terus menciptakan
barang-barang kerajinan yang bernilai tinggi, bahkan pernah suatu ketika beliau
membuat banyak jenis kerajinan dan dijual ke Bali. Bapak Hauliabi telah memulai
mengembangkan kreatifitasnya sejak duduk di bangku SD dan hingga sekarang terus
dikembangkan. Kerajinan buatan bapak Hauliabi ini lah yang menjadi icon khusus
atau cirri khas dari Desa Wisata Organik Lombok Kulon. Berikut ini merupakan
daftar jenis kerajinan dan harga yang buat oleh bapak Hauliabi dengan 4 orang
pekerjanya.
Tabel 1. Jenis
kerajian beserta harga yang diproduksi oleh bapak Hauliabi
Jenis kerajinan
|
Harga
|
Boneka Organik
dari kulit pelepah pisang
|
Rp 20.000
|
Kaligrafi
dengan bahan utama kayu
|
Rp 1.500.000
|
Sepeda dari
kayu
|
Rp 100.000
|
Dalam satu hari bapak Hauliabi mampu membuat 10 buah kerajinan boneka
organic. Sehingga, kegiatan agribisnis bapak hauliabi yang memanfaatkan limbah
sekitar menjadi berang bernilai jual ini mampu menopang sedikit perekonomian
desa Lombok Kulon, Kab.Bondowoso. bapak Hauliabi sebagai ketua pokja kerajinan
di desa wisata organic terus berusaha untuk memperluas jangkauan konsumen tanpa
mengesampingkan upaya untuk memperkenalkan desa wisata organic kepada
masyarakat luas. Meskipun dari pihak pemerintah belum banyak bantuan atau ulura
tangan, bapak hauliabi beserta seluruh anggota desa wisata organic ini tidak
mengenal lelah untuk terus menjadi desa yang jauh lebih baik dari sebelumnya.
4.3
Identifikasi
Kelembagaan aktif di desa Lombok Kulon
Berikut ini merupakan jenis oragnisasi
beserta peranannya di desa Lombok Kulon kabupaten Bondowoso.
Tabel 2. Jenis kelembagaan
(organisasi/kelompok) serta peranan di desa Lombok Kulon Bondowoso
No.
|
Jenis
lembaga
|
Nama
lembaga
|
Peranan
|
1.
|
Lembaga keagamaan
|
a.
Remas Miftakhul Ulum
b.
Grub sholawat
c.
Grub yasinan dan pengajian
|
Membantu masyarakat
dalam upaya pendekatan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa
|
2.
|
Lembaga pertanian
|
Gapoktan “Al Barokah”
|
Sebagai perhimpunan
para petani, serta pemfasilitas dalam pengembangan pertanian di desa.
|
Pengembangan agens hayati
|
Pengebangan pestisida
nabati agens hayati “Tricoderma”
|
||
3.
|
Kelembagaan lainnya
|
Karang taruna
|
Perhimunan remaja di
desa guna membantu pembangunan desa menjadi lebih baik
|
4.4
Tokoh
penting dan dianggap memiliki kemampuan
Terdapat
beberapa tokoh masyarakat yang dianggap memiliki peran penting serta kemampuan
dalam pembangunan desa wisata organic, yaitu :
a.
Bapak Mulyani : Perintis
pertanian organic desa Lombok Kulon
b.
Bapak baidhowi : Perintis berdirinya desa Wisata Organik Lombok Kulon.
4.5
Identifikasi
pembangunan atau perubahan di desa wisata organic Lombok Kulon
Tabel di bawah ini akan
menjelaskanperubahan aspek perubahan dan pembangunan di desa.
Tabel 3. Jenis kegiatan pembangunan beserta
dampaknya di desa Lombok Kulon
No.
|
Kegiatan
Pembangunan
|
Bidang
|
Dampak
|
1.
|
Pertanian
|
Pengembangan
Agens Hayati
|
Masyarakat
mampu membuat pestisida nabati agens hayati, sehingga mampu mendukung
pertanian organic di desa.
|
Teknik budidaya padi SRI (System Rice Intensification)
|
Peningkatan
produktivitas hasil pertanian tanaman padi dengan sistem SRI organic
|
||
2.
|
peternakan
|
Limbah/kotoran ternak menjadi pupuk organik
|
Menyuburkan
tanah jika di aplikasikan. Membantu peningkatan hasil pertanian pada
pertanian organic
|
3.
|
Perikanan
|
Budidaya ikan Lele
|
Peningkatan
nilai jual ikan lele dengan teknik pengolahan pasca panen yang tepat dan
menguntungkan
|
4.
|
Out bound
|
Arum jeram
|
Sarana
perefresingan pikiran dengan penyatuan unsure alam dan kegiatan yang
menantang dengan pemanfaatan sungai yang ada
|
5.
|
Sarana prasaranna
|
Penginapan
|
Mempermudah
pengunjung yang ingin stay dan
berasal dari lintas kota ataupun negara ketika berkunjung ke desa wisata organic
|
6.
|
Kerajinan
|
a.
Boneka organic dari pelepah
pisang
b.
Kaligrafi dari kayu
c.
Sepeda ontel dari kayu
|
Meningkatkan
perekonomian masyarakat desa wisata organic Lombok Kulon
|
7.
|
SDM (Sumber Daya Manusia)
|
a.
Pembelajaran bahasa Inggrish
b.
Darling (Generasi Sadar
Lingkungan)
c.
Mengubah mainset petani untuk kegiatan pertanian organic
d.
Bentuk pelatihan lainnya
|
Secara
bertahap mampu merubah pola piker masyrakat yang notabennya sangat sulit
untuk diajak berkembang dan menjadi lebih baik untuk kemajuan desa
|
8.
|
Kuliner
|
a.
Hasil pertanian (beras merah,
sayur organik)
b.
Makanan ringan (aneka keripik)
c.
Warung organic (semua menu yang
disediakan serba organik)
|
|
9.
|
Infrastruktur
|
Akses jalan dan
fasilitas pendukung lainnya
|
Mempermudah
penjangkauan akses menuju desa wisata organik
|
10.
|
Hubungan
kemasyarakat
|
Hubungan/kerja sama
dengan berbagai organisasi ataupun lembaga
|
Sebagai
sarana memperkenalkan desa wisata organic. Meningkatkan kualitas desa wisata
organic.
|
4.6
Identifikasi kegiatan pengembangan kreativitas
di desa
Berikut ini merupakan kegiatan
pembangunan kreativitas di desa wisata organic Lombok Kulon, yaitu :
No.
|
Aspek
yang Diamati
|
Harapan
|
Realisasi
|
1.
|
Ruang
Lingkup
|
Luas
/ lintas desa, kota, provinsi, negara
|
Masih
tahapan lintas desa
|
2.
|
Person
yang terlibat
|
Seluruh
komponen masyarakat (pemerintah dan penduduk)
|
Beberapa
masyarakat saja. Peran pemerintah masih belum optimal
|
3.
|
Kesenjangan
|
Meninggalkan
sifat individualism dan meningkatkan gotong royong antar masyarakat serta
pemerataan ekonomi sosial
|
Pengupayaan
gotong royong dalam pengrmbangan desa wisata organic
|
4.
|
Upaya
saat ini
|
Memperluas
hasil potensi dan kreativitas hasil pemikiran
masyarakat desa wisata organic
|
Sarana
promosi masih pada tahapan lintas desa. Pengupayaan untuk terus berkembang
menjadi desa yang lebih baik
|
5.
|
Inovasi
|
Mengkombinasi
sega akspek kreativitas masyarakat untuk membangun desa. Dan mendegradasi
perbedaan yang ada untuk mewujudan kepentingan bersama.
|
Pemanfaatan
limbah yang ada, perlu banyak pengembangan kreativitas dan upaya.
|
Tabel 4. Aspek
pengamatan terhadap perkembangan kreativitas desa Lombok Kulon
Bondowoso
Dari data yang telah disajikan di atas dapat diketahui bahwa desa Lombok
Kulon Kab. Bondowoso sudah termasuk dalam tipe desa swasembada karena mampu
mensejahterakan penduduk desa tersebut dan mampu meningkatkan perekonomian
desa. Meskipun demikian, banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan dan ada pula faktor yang menghambat perubahan tersebut. Akan
tetapi peran serta pemimpin yang mampu melakukan perubahan dan meningkatkan
kreativitas masyarakat yang ada di desa yang dulunya terisolisir, kumuh dan
kurangnya dukungan dari berbagai aspek. Dengan adanya upaya sadar dan terencara
oleh beberapa pelopor yang secara bertahap berjuang mengubah pola fikir
masyarakat sekitar untuk turut serta mengikuti perkembangan, akhirnya bapak
baidhowi mampu menjadikan desa kumuh dan terisolisir menjadi desa yang
menabjubkan dengan banyak nya aspek perubahan dan perkembangan.
BAB
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan praktik kunjungan lapang yang telah dilakukan, dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.
Desa wisata merupakan suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang
disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata
cara dan tradisi yang berlaku.
2.
Banyak faktor yang melatarbelakangi
terjadinya perubahan baik budaya maupun kebiasaan di masyarakat.
3.
Kegiatan peningkatan kreativitas desa
amat sangat diperlukan mengingat semua desa pasti menginginkan perubahan menjadi
lebih baik.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan setelah kegiatan praktik
kunjungan lapang ke desa wisata organic Lombok Kulon Bondowoso yaitu perlu
adanya penggalian informasi secara lebih dalam lagi, dengan harapan semua
sumber informasi akan didapatkan dari observasi yang telah dilakukan.
DAFTAR
PUSTAKA
Nuryanti,
Wiendu. 1993. Concept, Perspective and Challenges, makalah bagian dari Laporan Konferensi Internasional mengenai Pariwisata Budaya. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press. Hal. 2-3
Soekanto
Soerjono.2013.Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta:Rajawali
Pers
Buku
Kerja Praktik Mahasiswa.2017.Sosiologi
Pedesaan.Politeknik Negeri Jember:Jember
Komentar
Posting Komentar